Layanan Deposit Tangkas - Kalem saat Pertandingan, Cerewet ketika Berlatih

Layanan Deposit Tangkas - Kalem saat Pertandingan, Cerewet ketika Berlatih

Rgo88.com adalah tangkas online dengan setelan versi darat terpercaya - ”Pemandangan” bench Dell Aspac Jakarta berubah drastis musim ini. Jika pada 2000 sampai 2011 terlihat sarat dengan aksi-aksi ekspresif Tjetjep Firmansyah, kini jauh lebih adem. Penyebabnya adalah Jugiyanto Kuntardjo, pengganti Tjetjep sebagai pelatih kepala Aspac yang promosi menjadi general manager.
---
SAMPAI tiga menit menjelang kuater keempat berakhir, Aspac masih tertinggal 64-66 dari Hangtuah Sumatera Selatan Indonesia Muda tadi malam (16/10). Kondisi yang layak membuat panik. Rekor tak terkalahkan Aspac di Speedy NBL Indonesia Preseason Tournament 2012 terancam ternodai.
Dalam kondisi tertekan, suasana bench Aspac tetap tenang. Yute, panggilan Jugiyanto Kuntardjo, memang terus berdiri untuk memberikan arahan kepada para pemainnya. Namun, pembawaannya tetap kalem. Instruksi tetap dia berikan dengan intonasi datar.
Baru dua menit menjelang pertandingan berakhir, Aspac bisa unggul. Three point play dari Oki Wira Sanjaya membuat Aspac unggul 69-66. Setelah itu, Aspac terus menjauh dan akhirnya mengamankan kemenangan 80-68. Aspac pun kukuh di puncak klasemen se mentara Grup B dengan rekor sempurna dalam tiga pertandingan.
Suasana adem bench Aspac adalah sa lah satu perubahan yang terjadi sejak Yute menjadi pelatih kepala. Hal lain adalah gaya main yang lebih mengandalkan passing cepat sebagai fondasi permainan. Ini berbeda dengan gaya Tjetjep yang lebih mengandalkan para guard untuk berlari cepat menusuk pertahanan lawan.
Namun, dalam hal susunan pemain, Yute tetap melanjutkan dasar-dasar yang diletakkan Tjetjep. Kecuali masuknya mantan bintang Satria Muda Wahyu Widayat Jati, semua pemain Aspac masih seperti musim lalu.
Bos Aspac Irawan ”Kim Hong” Haryono adalah aktor di balik promosi Tjetjep dan masuknya Yute. Sebelumnya, Kim Hong-lah manajer Aspac. Mempromosikan Tjetjep sebagai manajer dilakukan Kim Hong karena dia tidak ingin lagi mengurusi hal-hal teknis.
”Saya kira saatnya sudah tepat untuk tidak lagi menjadi manajer. Harus ada pengganti. Saya percaya kepada mereka (Tjetjep dan Yute, Red),” kata Kim Hong.
Pria dengan ciri khas topi terbalik itu menceritakan bahwa dirinya sudah lam a mengenal Yute. Sebab, saat masih aktif bermain, pria berusia 49 tahun itu pernah membela klub Asaba (nama Aspac sebelumnya) pada 1985 sampai 1993.
Saat memutuskan kembali ke basket empat tahun silam, meninggalkan bisnis keluarga, Yute juga sempat membantu Aspac di kepelatihan. Pada NBL Indonesia musim 2010-2011, dia ”dipinjamkan” Aspac ke Stadium.
”Saat jadi pemain, dia (Yute) itu pinter. Dia juga all round player. Saat saya menunjuk dia, saya bicara terbuka kepada pemain, juga staf pelatih. Semua menerima,” beber Kim Hong.
Di sisi lain, Kim Hong menolak anggapan bahwa Yute adalah sosok pendiam dan cenderung pasif. ”Kata siapa pendiam? Kalau latihan, dia itu cerewet loh,” tandasnya.
Yute ingin membagi pengalaman dan pengetahuan saat menjadi pemain kepada skuad Aspac. Sebelum membela Asaba, Yute adalah pemain Halim Kediri mulai 1979 sampai 1985. Saat aktif bermain, pria kelahiran Simolowang, Surabaya, 3 Juni 1963 tersebut bisa bermain di semua posisi. Dia bisa menjadi playmaker, center, ataupun wing.
”Saya kira itu (prestasi) bergantung pada kemauan kita. Hal itu yang harus ditanamkan di Aspac saat ini. Kemauan harus tinggi, team work juga harus bagus. Kami harus berpacu untuk terus berbenah,” pungkas suami Monica Wikanda tersebut. (*/c2/ang)

No comments:

Post a Comment